Pada artikel yang sebelumnya saya share tentang cara mengubah angka desimal ke biner, malam ini saya melanjutkan untuk membahas apa yang namanya itu kelas kelas IP pada jaringan. langsung saja cekidot..!!
Kelas IP Address
Seperti yang telah dijelaskan atas,
IP address terdiri dari 32 bit angka biner yang dapat ditulis dalam empat kelompok
terdiri atas 8 bit (oktet) dengan dipisah oleh tanda titik. Contohnya adalah
seperti berikut ini :
11000000.00010000.00001010.00000001
atau dapat juga ditulis dalam bentuk
empat kelompok angka desimal (0-255) seperti contoh berikut :
192.16.10.1
atau secara simbolik dapat ditulis
sebagai 4 kelompok angka sebagai berikut :
w.x.y.z
IP Address terdiri dari 2 bagian
yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat dari jaringan
dan host ID menentukan dari peralatan jaringan. Oleh karena itu IP address
memberikan alamat lengkap dari suatu peralatan jaringan beserta alamat jaringan
dimana peralatan itu berada. Ini sama ibaratnya dengan pemberian alamat rumah
dimana tempat tinggal kita berada.
Dalam contoh ini, alamat jaringan
(network ID) yang sering juga disebut network address adalah 192.16.10.0 yang
merupakan nama jalan. Sedangkan alamat lengkap atau IP address dari
masing-masing server dan workstation adalah 192.16.10.1, 192.16.10.2,
192.168.10.3, dan 192.168.10.4.
Berapa kelompok angka yang termasuk
network ID dan berapa yang termasuk host ID, bergantung kepada kelas dari IP
address yang dipakai. Untuk mempermudah pemakaian, bergantung pada kebutuhan si
pemakai. Oleh sebab itu IP address dibagi dalam tiga kelas seperti tampak pada
table berikut.
Kelas
|
Network
ID
|
Host
ID
|
Default
Subnet Mask
|
A
|
W.
|
X.Y.Z
|
255.0.0.0
|
B
|
W.X
|
Y.Z
|
255.255.0.0
|
C
|
W.X.Y
|
Z
|
255.255.255.0
|
Untuk menandai kelas satu dengan
kelas yang lain, maka dibuat beberapa peraturan sebagai berikut :
- Oktet pertama dari kelas A harus dimulai dengan angka
biner 0.
- Oktet pertama dari kelas B harus dimulai dengan angka
biner 10.
- Oktet pertama dari kelas C harus dimulai dengan angka
biner 110.
Oleh sebab itu, IP address dari
masing-masing kelas harus dimulai dengan angka desimal tertentu pada oktet
pertama, seperti terlihat pada Tabel berikut ini :
KELAS
|
RANGE
|
Maksimum
Network
|
Max
Host / Network
|
A
|
1-126
|
127
|
16777214
|
B
|
128-191
|
16384
|
65534
|
C
|
192-223
|
2097152
|
254
|
Disamping itu ada beberapa peraturan
yang harus diketahui yaitu :
- Angka 127 dioktet pertama digunakan untuk loopback
- Network ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 0
atau 1
- Host ID tidak boleh semuanya terdiri dari angka 0 atau
1
Agar jaringan dapat mengetahui kelas
mana yang dipakai oleh IP address, dipergunakan default subnet mask. setiap IP
address harus memiliki default subnet mask. Angka desimal 255 atau biner
11111111 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari
IP address adalah untuk network ID. Sedangkan angka desimal 0 atau biner
00000000 dari default subnet mask menandakan bahwa oktet yang bersangkutan dari
IP address adalah untuk host ID.
Contoh :
1. IP address 25.20.5.31
Default subnet mask 255.0.0.0
Berada dikelas A
2. IP address 172.20.5.31
Default subnet mask 255.255.0.0
Berada dikelas B
3. IP address 195.20.5.31
Default subnet mask 255.255.255.0
Berada dikeasl C
Jadi untuk menentukan kelas suatu IP
bisa langsung dilihat dari oktet pertama IP tersebut (contoh : 195.20.5.31)
Jika diperhatikan, kelas A
memberikan paling sedikit jumlah network ID dan sangat banyak host ID nya. Hal
ini karena hanya oktet pertama yang dipakai sebagai network ID, sedangkan
ketiga oktet lainnya dipakai untuk host ID, kelas B memberikan jumlah yang sama
untuk network ID dan host ID, sedangkan kelas C memberikan jumlah jumlah yang
paling banyak untuk network ID dan hanya sedikit untuk host ID.
Idalam dunia Internet, IP address
ini dipergunakan untuk memberikan alamat pada suatu situs. Misalnya
east-timor.org mempunyai address 202.160.244.10. Agar pemakaian IP address ini
seragam diseluruh dunia, maka pemberian IP address untuk digunakan diatur oleh
sebuah badan internasional yang bernama internic. Dalam pemberian IP
address ini, internic hanya memberikan IP address dengan network ID saja,
sedangkan host ID nya diatur oleh pemilik IP addres tersebu. System yang
mengatur translasi antara suatu nama situs dengan suatu IP address alainya
disebut DNS (Domain Name System). Jadi seperti contoh diatas nama situs
east-timor.org ditranslasikan oleh DNS sebagai 202.160.244.10.
Catatan : untuk pemakaian IP address
yang tidak terhubung dengan Internet tidak memerlukan izin dari internic.
Broadcast
Seperti telah dibahas diatas,
bit-bit dari network ID maupun host ID tidak boleh semuanya berupa angka biner
0 atau 1. Apabila semua network ID dan host ID semuanya berupa angka biner 1,
yang dapat ditulis sebagai 255.255.255.255 maka alamat ini disebut flooded
broadcast.
Jika host ID semua berupa angka
biner 0, IP address ini menyatakan alamat network dari jaringan yang
bersangkutan. Jika host ID semuanya berupa angka 1, maka IP address ini
ditujukan untuk semua host didalam jaringan yang bersangkutan yang dipergunakan
untuk mengirim pesan (broadcast) kepada semua host yang berada didalam jaringan
local.
SUBNETING
Jika seorang pemilik sebuah IP
address kelas B misalnya dengan network ID 130.200.0.0 memerlukan lebih dari 1
network ID, maka ia harus mengajukan permohonan ke Internic untuk mendapatkan
IP address baru. Namun persediaan IP address pada saat ini sangat terbatas
karena menjamurnya jumlah situs-situs di internet. Untuk mengatasi kesulitan
ini dan menghindarkan banyak nya pengajuan baru ke Internic, munculah suatu
teknik untuk memperbanyak network ID dari satu network ID yang sudah ada. Hal
ini dinamakan subnetting, dimana sebagian Host ID dikorbankan untuk dipakai
dalam membuat network tambahan.
Sebagai contoh : IP address
130.200.0.0 (100000010.11001000.00000000.00000000) dengan default subnet mask
255.255.0.0 untuk mempelajari subnetting sekarang misalnya kita ingin memiliki
2 network ID dari IP address yang telah kita miliki. Untuk itu kita Mask 2 bit
dari host ID tersebut, maka sekarang kita memiliki empat kombinasi 00, 01, 10,
dan 11 tetapi karena 00 dan 11 semuanya 0 atau semua 1 yang menurut peraturan
IP address tidak diizinkan, maka tinggal 2 kombinasi 01 dan 10 saja yang bisa
dipakai untuk subnet.
Sekarang perhatikan apa yang terjadi
dengan default subnet mask 255.255.0.0 atau 11111111.11111111.00000000.00000000
dimana 2 bit teratas host ID diselubung (mask) untuk menjadi bagian dari
network ID. Subnet mask yang baru sekarang menjadi 255.255.192.0
Dengan demikian kita telah membuat
dua network ID baru
10000010.11001000.01XXXXXX.XXXXXXXX
dan
10000010.11001000.10XXXXXX.XXXXXXXX
dengan subnet mask baru :
11111111.11111111.11000000.00000000
atau 255.255.192.0
dimana X adalah angka 0 atau 1 untuk
membuat host ID yang memenuhi peraturan-peraturan IP address. Oleh sebab itu
kelompok IP address dibawah ini tersedia untuk dua bit yang diselubung (mask).
Kelompok pertama adalah :
10000010.11001000.01000000.00000001
atau 130.200.64.1
sampai
10000010.11001000.01111111.11111110
atau 130.200.127.254
kelompok kedua adalah :
10000010.11001000.10000000.00000001
atau 130.200.128.1
sampai
10000010.11001000.10111111.11111110
atau 130.200.191.254
selain dengan menggunakan cara
diatas untuk menentukan kelompok subnet, ada cara yang lebih singkat yang dapat
kita lakukan sebagai berikut :
Misalnya kita menggunakan kelas B
network ID 130.200.0.0 dengan subnet mask 255.255.221.0 dimana oktet ketiga diselubung
dengan 224. Hitung dengan rumus 256-224 = 32. Maka kelompok subnet yang dapat
dipakai adalah kelipatan 32 yaitu 32, 64, 128, 160, dan 192.
Dengan demikian kelompok IP adess
yang dapat dipakai adalah :
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.32.1 sampai 130.200.63.254
130.200.64.1 sampai 130.200.95.254
130.200.96.1 sampai 130.200.127.254
130.200.128.1 sampai 130.200.159.254
130.200.160.1 sampai 130.200.191.254
130.200.192.1 sampai 130.200.223.254
Disamping penulisan IP address yang
umum, dikenal pula penulisan IP address dengan notasi yang lebih singkat
seperti dibawah ini :
IP address 130.200.10.1 dengan
subnet mask 255.255.0.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 130.200.10.1/16
Angka 16 dibelakang garis miring menandakan bahwa 16 bit dari subnet mask
diselubung dengan angka biner 1, yaitu
11111111.11111111.00000000.00000000
Notasi penulisan singkat ini juga
berlaku untuk IP address yang menggunakan metode subneting seperti contoh
dibawah ini :
IP address 172.16.10.1 dengan subnet
mask 255.255.255.0 dapat ditulis secara singkat sebagai 172.16.10.1/24. Angka
24 dibelakang garis miring menandakan bahwa 24 bit dari subnet mask diselubung
dengan angka biner 1, yaitu
1111111.11111111.11111111.00000000
atau 255.255.255.0
Dari penjelasan dan contoh diatas,
kita telah mempelajari bahwa dengan subnetting, Kita dapat menyelubung dua atau
lebih bit-bit host ID selama masih tersedia bit yang dapat diselubung. Semakin
banyak bit yang diselubung, semakin banyak pula network ID yang dapat kita
buat. Namun demikian jumlah host ID nya akan berkurang seperti pada table
berikut ini.
#
bit masked
|
#subnet
|
SUBNET
MASK
|
#host / subnet
|
1
|
Invalid
|
Invalid
|
-
|
2
|
2
|
255.192.0.0
|
4194302
|
3
|
6
|
255.224.0.0
|
2097150
|
4
|
14
|
255.240.0.0
|
1048574
|
5
|
30
|
255.248.0.0
|
524286
|
6
|
62
|
255.252.0.0
|
262142
|
7
|
126
|
255.254.0.0
|
131070
|
8
|
254
|
255.255.0.0
|
65534
|
9
|
510
|
255.255.128.0
|
32766
|
10
|
1022
|
255.255.192.0
|
16382
|
11
|
2046
|
255.255.224.0
|
8910
|
12
|
4094
|
255.255.240.0
|
4094
|
13
|
8910
|
255.255.248.0
|
2046
|
14
|
16382
|
255.255.252.0
|
1022
|
15
|
32766
|
255.255.254.0
|
510
|
16
|
65534
|
255.255.255.0
|
254
|
17
|
131070
|
255.255.255.128
|
126
|
18
|
262142
|
255.255.255.192
|
62
|
19
|
524286
|
255.255.255.224
|
30
|
20
|
1048574
|
255.255.255.240
|
14
|
21
|
2097150
|
255.255.255.248
|
6
|
22
|
4194302
|
255.255.255.252
|
2
|
23
|
-
|
255.255.255.254
|
Invalid
|
24
|
-
|
255.255.255.255
|
Invalid
|
0 Response to "Dasar TCP/IP"
Post a Comment